Sabtu, 12 November 2011

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

1.  INDIVIDU

A.    Pengertian Individu

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
B.    Pengertian Pertumbuhan

Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan ini pada lazimnya disebut proses.
Beberpa pendapat mengenai pertumbuhan :
1.     Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan senssation maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
2.     Aliran psikologi gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.     Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan social kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
C.    Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·           Pendirian Nativistik, yaitu Pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
·           Pendirian Empiristik dan Envinronmentalistik, yaitu Pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperanan sama sekali.
·           Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme, yaitu Interaksi antara dasar dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan individu.
·           Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi

-          Masa Vital, yaitu dari 0 sampai kira-kira 2 tahun. Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
-          Masa Estetik, yaitu dari umur kira-kira 2 tahun sampai umur kira-kira 7 tahun. Pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah pancaindra. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3 – 5 tahun.
-          Masa Intelektual, yaitu dari umur kira-kira 7 tahun sampai umur kira-kira 13 atau 14 tahun. Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi lebih matang untuk dididik.
-          Masa Sosial, yaitu dari umur kira-kira 13 atau 14 tahun sampai umur kira-kira 20 atau 21 tahun.
2.  KELUARGA
A.  Pengertian dan Fungsi keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primory Group.Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam masyarakat.  Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Macam – macam fungsi keluarga :
1.     Fungsi Biologis
Keluarga berfungsi untuk mempersiapkan perkawinan anak. Dimana persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami istri,pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak, dan lain-lain. Sehingga tepat pada waktunya ia sudah matang dalam mengaruhi hidup untuk rumah tangganya.
2.     Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari berbagai macam gangguan-gangguan atau bahaya yang mendatanginya.
3.     Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, seperti makan dan minum, pakaian, serta tempat tinggal.
4.     Fungsi Keagamaan
Di negara Indonesia yang berideologi pancasila berkewajiban pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan pancasila di dalam perilaku dan kehidupan keluarganya.
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.     Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
3.     MASYARAKAT
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan  kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.      Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.

1)         Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a.     Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b.     Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya.  Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
2)         Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik  yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
4.  HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
5. URBANISASI
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi diseluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya maupun yang secara rerlatif belum memiliki industri. Urbanisasi mempunyai akibat-akibat negatif teerutama dirasakan oleh negara yang agraris seperti Indonesia ini. Hal ini disebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam produksi tersebut.


referensi :
- Diktat kuliah Ilmu Sosial Dasar Gunadarma
achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/individu-keluarga-dan-masyarakat/

Minggu, 30 Oktober 2011

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

PENDAHULUAN

  • Pertumbuhan penduduk yang makin cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. megakibatkan bertambahnya sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks
  • Manusia mempunyai kelebihan dlm kehidupan dgn memanfaatkan akal budinya dlm perkembangan budaya
  • Akibatnya dari perkembangan kebudayaan ini, mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhannya
A.  Pengertian Penduduk
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1.   orang yang tinggal di daerah tersebut
2.   orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut

Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

B.  Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk khususnya juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau Negara bahkan dunia pada umumnya.

Factor demografi yg mempengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu daerah :

3.    Kematian
Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi disini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni :

a. Tingkat kematian kasar (CDR/Crude Death Rate)
jumlah orang yang meninggal pertengah tahun dapat dirumuskan :

CDR =   D  x K
             Pm
D = Jumlah kematian
Pm = Jumlah Penduduk Pertengah tahun
K = Konstanta = 1000
Penduduk pertengah tahun dapat dirumuskan :

1.    Pm = 1/2 (P1+P2)

  2.    Pm = P1 + (P2-P1)
                               2
  3.    Pm = P2 - (P2-P1)
                               2
Pm = Jumlah penduduk pertengah tahun
P1 = Jumlah penduduk pada awal tahun
P2 = Jumlah penduduk pada akhir tahun

b.   Tingkat kematian khusus (ASDR/Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi beberapa factor yaitu : umur, jenis kelamin, pekerjaan
Dan dapat dirumuskan :
ASDR =  Di  x  K
               Pm
Di = kematian utk kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk pada pertengah thn kelompok umur i
K = Konstanta = 1000

4.    Fertilitas (Kelahiran Hidup)

Yang menyebabkan fertilitas :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran/kematian dan sering dicatatkan sebagai lahirmati
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti kemungkinan mempunyai anak makin menurun
4. Di dalam pengukuran fertilitas hanya melibatkan satu orang saja

Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan :

a. Fecundity (kesuburan)
adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak
b. Fertility (Fertilitas)
adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang atau kelompok wanita

Ada beberapa tingkat kelahiran yakni :

a.  Tingkat Kelahiran Kasar (CBR/Crude Birth Rate)
Adalah jumlah kelahiran hidup di suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengah tahun tersebut.
CBR =  B  x K
            Pm
B= Jumlah kelahiran hidup pd suatu dunia pd suatu thn tertentu
Pm= jumlah penduduk pd pertengah tahun
K= Konstanta = 1000

b.  GFR(General Fertility Rate) / angka kelahiran umum
Adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif, dapat dirumuskan :
GFR =  B   x  K
            Fm
B= jumlah kelahiran hidup pd thn tertentu
Fm= jumlah penduduk wanita pd pertengah thn
K= Konstanta =1000

c. ASFR(Age Specific Fertility Rate)/ Tingkat kelahiran khusus

Dapat dirumuskan :
ASFRi =  Bi   x  K
               Fmi
Bi= jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur i
Fmi= Jml penduduk wanita pertengah thn dlm kel i
K= Konstanta= 1000

5.    Migrasi
Migrasi adalah suatu gerakan penduduk dalam ruang  kehidupan kelompok. Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan.
Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk didaerah tersebut.
      Langkah-langkah seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dulu faktor-faktor sebagai berikut :
·         Persediaan sumber alam
·         Lingkungan sosial budaya
·         Potensi ekonomi
·         Alat masa depan
Dengan mengetahui faktor- faktor tersebut setidak-tidaknya bisa terhindar dari akibat negatif.

Menurut John Clark pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih dari 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang dari 10%.
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai penbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan.

Ada tiga jenis struktur penduduk :
1.   Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Bentuk ini umumnya kita jumpai pada negara-negara yang sedang berkembang.
Misalnya : India, Brazilia, Indonesia

2.   Piramira stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti swedia, Belanda, skandinavia.

3.    Piramida penduduk tua
Bentuk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara-negara yang bentuk piramida penduduknya seperti adalah Jerman, Inggris, Belgia, Perancis.

C.  Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Batas golongan umur produktif kerja (aktif ekonomi) masing-masing daerah/negara berbeda-beda. Biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai 65 tahun. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :

DR =  penduduk 0 - 15 + penduduk 65 ke atas  x 100
                           penduduk 15 - 65

Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
                        DR kurang dari 62,33% adalah baik
                        DR lebih dari 62,33% adalah jelek
            Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.

D.      Kebudayaan
A.      Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan

Zaman batu sampai zaman logam 
  • Zaman batu tua(paleolitikum) Alat yg digunakan masih kasar
  • Zaman batu muda(neolitikum) telah memiliki kepandaian mengolah logam dari besi
B.   Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam

1. Kebudayaan Hindu dan Budha
  • Hindu berasal dari india sekitar abad 3 sampai 4 di pulau jawa
  • Budha masuk sekitar abad ke-5
  • Ajaran budha dapat diatakan berpandangan lebih maju karena tidak menghendaki adanya kasta
2. Kebudayaan Islam
  • Pada abad ke 15-16 agama islam dikembangkan di Indonesia oleh wali songo
  • Dalam prosesnya dikembangkan juga oleh para Gujarat, arab dan pakistan
C. Kebudaaan Barat
  • Unsur kebudayaan barat diawali dengan kedatangan VOC yg membagi menjadi 2 lapisan sosial yaitu kaum buruh dan pegawai
Dalam lapisan sosial kemampuan bahasa belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.


 Referensi :

Minggu, 23 Oktober 2011

ILMU SOSIAL DASAR

1.    Pengertian

      Ilmu social dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti : sejarah,ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.

    ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala2 sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

2.    Tujuan

ilmu social dasar mempunyai tujuan pembinaan terhadap diri seseorang agar:

a)    Membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian seseorang agar memperoleh wawasan yang lebih luas dan kepribadian yang diharapkan dari sikap seseorang, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan secara timbal balik.

b)   Memahami dan menyadari kenyataan-kenyataan social dan masalah-masalah yang ada didalam masyarakat.

c)  Peka terhadap masala-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.

d)  Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya dan mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.

3.      Latar Belakang ISD

Ø   Banyaknyak kritik yang ditujukan pada system pendidikan di perguruan tinggi oleh beberapa cendikiawan.
Ø  Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat.

Tiga Jenis kemampuan :

1)   Kemampuan Personal (kemampuan pribadi)
Dapat menunjukan sikap dan kepribadian Indonesia , mengenal dan memahami nilai-nilai agama, kemayarakatan, kenegaraan serta pandangan luas terhadap masyarakat.

2)   Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, berpikir logis, kritis, sistematis, analitis.

3)   Kemampuan Profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang besangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan yang tinggi.

4.      Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Social Dasar (ISD) dan Ilmu Penegetahuan Social (IPS) mempunyai persamaan dan perbedaan.

adapun persamaan antara keduanya adalah :

a)    Keduanya merupkan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran
b)    Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
c)    Keduanya mempunyei materi-materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah social.

Adapun Perbedaan diantara keduamya adalah adalah:

a)     Ilmu social dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan ilmu social dasar diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.

b)     Ilmu social dasar merupakan salah satu mata kuliah tunggal, sedangkan ilmu penegetahuan social merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (Untuk sekolah lanjutan)

c)    Ilmu social dasar diarahkan pada pembentukkan sikap dan kepribadian , sedangkan ilmu pengetahuan social diarahkan pada pembentukkan penegetahuan dan ktrampilan intelektual.

5.      Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

Berikut Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga golongan:
  1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
  2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
  3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

    Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan kita sadari bahwa di dalam masyrakat selalu terdapat:
Ø Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara   individualatau kelompok atau golongan.
Ø   Persamaan dan perbedaan kepentingan

       Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.
Konsorsium antar bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ilmu sosial dasar terdiri dari 8 pokok bahasan yaitu: